PURWOKERTO, suaramerdeka-banyumas.com-Setelah menjadi polemik, phak sekolah dan Yayasan Al Hidayah Purwokerto, selaku pengelola SMP Diponegoro 3 Kedungbanteng memberi pernaytaan terbuka.
Mereka menyatakan, aset dan bangunan sekolah tersebut, sama sekilai tidak terkait dengan organisasi Nahdlatul Ulama (NU) mapun lembaga pendidkan dibawah naungan ormas tersebut.
"Ini bukan aset milik NU, ini murni milik Yayasan Al Hidayah dari uang sekolah hasil sumbangan wali murib. Kami tidak ada hubungan
organisatoris apapun dengan NU.
Baca Juga: Canangkan Gemapatas, Menteri ATR Tegaskan Siap Gebuk Mafia Tanah
Hanya semangat dan kulturnya sama,
alhlussunnah wal jamaah (aswaja). Secara yuridis dan legal formal tak
ada kaitannya sama sekali," kata Ketua Yayasan Al Hidayah Imam Parikesit
bersama pembina yayasan, Faidlurochman, Jumat 3 Februari 2023, menanggapi aksi pemasangan spanduk yang mengatasnamakan warga NU Kedungbanteng.
Dia menilai, munculnya spanduk dengan tulisan warga NU Kedungbanteng menolak
perubahan nama sekolah dan aset sekolah itu dianggap milik warga NU
setempat, karena mereka tidak paham sejarah berdirinya sekolah tersebut. Selain itu, ada yang sengaja berusaha menyesatkan informasi dan fakta yang sebenarnya.
Pihaknya sudah memberikan penjelasan kepada pengurus wilayah NU
setempat dan beberapa tokoh NU. Namun diakui, masih ada yang belum
bisa memahami karena tidak tahu asal muasal atau sejarahnya.
Imam menegaskan, sejak berdiri tahun 1981 sampai sekarang, mereka yang
menolak sama sekali tidak perna membantu untuk pembangunan gedung
dan memikirkan perkembangan sekolah.
Selama 10 tahun ditunjuk sebagai ketua yayasan, ia sudah medonasikan
uang pribadinya lebih dari Rp 500 juta, untuk membiayai operasional dan
gaji guru-karyawan, supaya sekolah tersebut tetap berdiri.
"Karena ini amanat, dan orang tua saya juga pendiri yayasan, maka tahapan
yang kami siapkan tetap jalan. Kalau sampai April lolos penilaian, maka
nanti namanya berganti SMP Islam Al Azhar 60," katanya.
Kerjasama dengan Al Azhar Jakarta, lanjut dia, sifatnya franchise (waralaba),
dan aset tetap atasnama Yayasan Al Hidayah, Dalam kerjasama itu, katanya,
tidak ada jual-beli atau pengalihan aset dan pengelolaan.
Diungkapan, aset tanah SMP tersebut sebagian besar sudah bersertifikat
atasnama Yayasan Al Hidayah (3.200 m2), dan itu dibeli dari uang sekolah.
Saat ini tinggal satu bidang yang masih atasnama Faidlurochman, dan
sekarang dalam proses untuk dibalik nama ke yayasan.
Pihaknya juga menepis ada kekhawatiran jika sekoah tersebut dibawah
naungan Al Azhar, maka ajaran aswaja akan luntur. Untuk menjaga ini,
pihaknya memberi kesempatan kepada tokoh-tokoh masyarakat
Kedungbanteng bisa ikut mengawasi dan mengawal pelaksanaan pengajaran
aswaja. Nantinya akan dibentuk secara kelembagaan.
Artikel Terkait
Kasus Dugaan Ujaran Kebencian ke Tokoh NU, Ketua Libas Sumbadi Ditetapkan Tersangka
Jadi Tersangka Dugaan Ujaran Kebencian terhadap Tokoh NU, Sumbadi Resmi Ditahan
Fix! Konfercab ke-VII NU Banyumas Digelar 11 Desember di Ponpes Mamba'ul Ushulil Hikmah Linggasari Kembaran
Ini Urutan Salat Jumat NU, Dua Azan dan Bacaan Bilal Jelang Khutbah Jumat
Hari Ini Konfercab NU Banyumas, Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar Akan Hadir, Berikut Jadwal Kegiatannya
Di Konfercab NU VII Banyumas, KH Miftachul Akhyar Tekankan Perkhidmatan itu Tidak Ada Batasnya
Sambut Tahun Baru, Warga NU Pekuncen Sholawatan
Usung Budaya Lokal, Berikut Ini Rangkaian Peringatan Satu Abad NU di Purbalingga
Nama SMP Diponegoro Berubah Jadi SMP Al Azhar, Warga NU Kedungbanteng Pasang Spanduk Penolakan
Hasil Iuran Wali Murid, Tanah dan Bangunan SMP Dipo 3 Kedungbanteng Bukan Milik NU