Tim Geologi Keluarkan Sejumlah Rekomendasi Usai Kaji Tanah Bergerak di Arenan

- Sabtu, 21 Januari 2023 | 23:17 WIB
KAJIAN Tim Geologi Fakultas Teknik Unsoed Purwokerto dan BPBD Kabupaten Purbalingga melakukan survei lokasi kajian di lokasi bencana tanah bergerak di Dukuh Guntur, RT 3 RW 5 Desa Arenan, Kecamatan Kaligondang, Sabtu (14/1) lalu
KAJIAN Tim Geologi Fakultas Teknik Unsoed Purwokerto dan BPBD Kabupaten Purbalingga melakukan survei lokasi kajian di lokasi bencana tanah bergerak di Dukuh Guntur, RT 3 RW 5 Desa Arenan, Kecamatan Kaligondang, Sabtu (14/1) lalu

Purbalingga, suaramerdeka-banyumas.com- tim Geologi Fakultas Teknik Unsoed Purwokerto mengeluarkan sejumlah rekomendasi setelah melakukan assesmen dan kajian di lokasi bencana tanah bergerak di Dukuh Guntur, RT 3 RW 5 Desa Arenan, Kecamatan Kaligondang dan jalan serta jembatan penghubung desa.

Analis longsor tim Geologi Fakultas Teknik Unsoed Purwokerto, Indra Permanajati, Kamis (19/1) menjelaskan, lokasi jembatan penghubung satu lokasi dengan longsoran dukuh guntur.

Terdapat retakan memanjang namun sudah ditutup tanah dan rumah sudah di relokasi di sebelah atasnya. Kondisi longsoran di Dukuh Guntur saat ini sudah tidak menunjukkan gerakan tanah.

Baca Juga: Ini Kronologi Ditemukannya Janda di Cindaga Kebasen Mati Diduga Bakar Diri

Kondisi longsoran terjadi di sebelah tebing dekat jembatan penghubung karena kondisi cukup curam dengan tanah penyusun pasir lempungan.

Diidentifikasi tanah mengandung mineral lempung yang ketika kena air menjadi plastis dan mudah longsor. Ketika musim kemarau relatif aman. Kalau musim penghujan dengan intensitas air tinggi cukup rentan longsor.

"Kondisi saat ini longsoran sudah stabil namun kemungkinan bisa aktif lagi ketika hujan turun dengan intensitas besar. Adapun jenis batuan di situ terdiri dari breksi formasi ligung yang sudah mengalami pelapukan.

Baca Juga: Jembatan Kalipelus Arcawinangun Purwokerto Retak, Jalur Ditutup Total

Jenis gerakan tanah <I>earth slide<P>/ luncuran tanah rotasi bergerak relatif cepat jika musim hujan dan lambat/tidak bergerak di musim kemarau," terangnya.

Dari hasil kajian tersebut, pihaknya merekomendasi yakni longsoran di Dukuh Guntur, saat ini relatif aman dan rumah sudah direlokasi sehingga penanganan dianggap cukup. Kondisi di sekitar jembatan bisa dibangun lagi dengan beberapa rekomendasi teknik yang disarankan.

Pertama, tebing di atas jembatan bisa dibuat terasering dan ditanami tanaman keras berakar kuat. Bagian bawah bisa tambahkan beronjong atau cerucuk bambu untuk menahan tekanan tanah dari atas, cerucuk bambu bisa pada tiap <I>benching<P>/tingkatan talud untuk menahan beban pertingkatan <I>benching<P>.

Baca Juga: Konsisten Berinovasi Jadi Kunci Sukses BRI Laksanakan Transformasi Digital

Kemudian, sebelum dilandaikan, jalannya perlu ditambahkan sirtu untuk memperkeras jalan dan mengikat tanah yang lunak.

Pada bagian pilar jembatan perlu pilar dengan pondasi cukup dalam untuk menghindari longsor samping sungai. Kegiatan bisa gotong-royong masyarakat untuk membuat jalan dan untuk jembatan bisa mengikuti saran BPBD.

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purbalingga, Priyo Satmoko mengatakan, asessmen dan kajian dilakukan pihaknya bersama tim Geologi Unsoed pada Sabtu (14/1) lalu di Dukuh Guntur Desa Arenan yang pernah mengalami bencana tanah bergerak pada 13 Desember 2020 silam. Bencana ini mengakibatkan dua rumah rusak berat dan jalan desa serta jembatan Kali Supit terputus.

Halaman:

Editor: Susanto

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X