Mewujudkan Ekosistem Ekonomi Pesantren, Menelurkan Santri Berdikari

- Sabtu, 31 Desember 2022 | 10:58 WIB
Para santri Pesantren Miftahul Huda Rawalo mengikuti pelatihan menjahit beberapa waktu lalu. (foto dok)
Para santri Pesantren Miftahul Huda Rawalo mengikuti pelatihan menjahit beberapa waktu lalu. (foto dok)

NGATORONA Qul Hadik (22) terlihat mondar-mandir mengamati sejumlah santri Pesantren Miftahul Huda Pesawahan, Kecamatan Rawalo, Banyumas yang tengah praktik membatik.

Instruktur batik Balai Latihan Kerja (BLK) Komunitas pesantren itu, beberapa kali terlihat mengarahkan dan mencontohkan bagaimana cara mencanting dan mewarnai kain kepada santri saat pelatihan berbasis kompetensi batik tulis.

Praktik batik tulis menjadi salah satu program soft skill bagi santri sebagai upaya Pesantren Miftahul Huda Pesawahan mewujudkan ekosistem kemandirian ekonomi pesantren.

"Secara sumber daya manusia (SDM), sejumlah santri yang praktik sudah mahir membatik," kata Hadik, Selasa 27 Desember 2022.

Pesantren Miftahul Huda Pesawahan selain sebagai salah satu institusi pendidikan dan penyiaran agama Islam, juga memiliki berbagai program kewirausahaan untuk kemandirian ekonomi pesantren.

Hadik merasa bersyukur mendapat banyak pengalaman soft skill program kewirausahaan selain ilmu pendidikan agama Islam di pesantren. Kemandirian ekonomi Pesantren Miftahul Huda tidak hanya berbasis pertanian, tapi usaha konveksi.

Baca Juga: Yes! Kejari Purbalingga Pulihkan Keuangan Negara Rp 3,566 M

Potensi pengembangan konveksi ini bermula dari pembuatan kopiah untuk para santri. Seiring waktu berkembang dengan memproduksi seragam sekolah dan seragam santri.

Hadik menceritakan ketika awal bersekolah di sekolah kejuruan sembari belajar agama Islam di pesantren, ia ikut mengasah keterampilannya dengan belajar bertani.

Selain itu, pria asal Cilacap ini kerap mendapat perintah membeli bahan kain untuk produksi seragam sekolah. Dari situ, ia mengenal aktivitas konveksi yang melibatkan lingkungan pesantren.

Ia dengan santri lainnya juga mendapat pelatihan menjahit untuk terlibat dalam produksi pesanan seragam sekolah.

Ia telah mahir, bahkan kini mengurusi operasional konveksi. Mulai dari penyediaan bahan kain, pelibatan kemitraan dengan para penjahit yang ada di lingkungan pesantren.

Pesantren terus memperkuat dan memperluas jejaring perekonomian melalui kerja sama antarpesantren dan warga sekitar pesantren.

Apalagi, pesanan seragam sekolah dan seragam pesantren biasanya mencapai seribuan buah.

Harga seragam sekolah mulai dari atasan hingga bawahan berkisar Rp 150.000 hingga Rp 180.000. Namun, bagi yang memesan atasannya saja berkisar Rp 90.000 hingga Rp 130.000.

Halaman:

Editor: Susanto

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Diduga Sopir Mengantuk, Tronton Gandum Terguling

Jumat, 24 Maret 2023 | 17:18 WIB

Ada Bazar Ramadan, Pedagang Kuliner Tak Libur

Kamis, 23 Maret 2023 | 19:05 WIB

Pengikut Aboge Mulai Puasa Ramadan Jumat Wage

Rabu, 22 Maret 2023 | 16:29 WIB
X