Filosofinya, Limbah mewakili Pengelolaan Lingkungan dan Bank Sampah yang utamanya pilah dan Olah sampah. Pustaka mewakili Pengelolaan Perpustakaan berjuang dalam bidang literasi di mana kita mengelola juga bahan pustakanya yaitu buku-buku.
"Dinamakan Limbah Pustaka karena kita mengkolaborasikan kegiatan Pro Lingkungan dan Pro Literasi yaitu Bank Sampah dan Perpustakaan dalam satu kegiatan, salah satunya Perpustakaan Bergerak/Perpustakaan Keliling sambil menarik sampah menggunakan roda 3 dan saat ini semakin luas jangkauannya," kata perempuan kelahiran tahun 1973 itu..
Bidang yang digarap juga semakin luas. Yakni plah olah sampah, kerajinan, budidaya magot, eco-enzym, wisata edukasi dan study lapangan, pusat penelitian, narasumber, layanan internet gratis, pelatihan pemberdayaan masyarakat, layan silang buku, MoU dengan sekolah, desa dan lembaga lainnya terkait literasi dan lingkungan.
Roro mengatakan, untuk melayani permintaan masyarakat, dia dibantu sejumlah relawan. Total ada 20 relawan dengan tim inti sebanyak 8 orang yang yang menjadi tangan kanannya. Secara umum relawan bertugas untuk membantu memilah sampah.
Baca Juga: Empat Pekan, Peringkat Pemanfaatan PMM Dindik Banyumas Menembus Empat Besar
Sedangkan tim inti bisa menjadi narasumber di berbagai acara.Para relawan kebanyakan ibu-ibu rumah tangga. Relawan yang masuk tim inti tak menyangka setelah sekian lama bergabung dengan Roro Hendarti di Limbah Pustaka, mereka menjadi ibu-ibu yang berdaya.
Seperti yang dirasakan Haryati. Ibu 2 anak itu mengaku tak menyangka bisa dan berani bicara di depan orang. "Boro-boro jadi narasumber, ngomong di depan orang banyak saja saya tidak berani," kata perempuan berusia 49 tahun itu.
Setelah sering mengikuti Roro ke berbagai acara, Haryati lama kelamaan bisa menduplikasi kemampuan Roro. Dia mengaku menjadi mempunyai banyak pengalaman dan bertemu dengan banyak orang. Dia sekarang jadi bisa dan berani berbicara di depan orang banyak.
"Saya sekarang sudah naik kelas dari sekadar ibu rumah tangga menjadi ibu yang berdaya. Saya juga sekarang bisa bikin aneka kerajinan dari limbah. Dan saya bisa mengajari orang lain membuatnya. Dan saya jadi punya penghasilan sendiri. Jadi ikut Bu Roro itu bagi saya benar-benar belajar, praktek dan mengajarkan ke orang lain," katanya tersenyum.
Baca Juga: Harga Tas, Sepatu dan Jam Tangan Amanda Manopo Saat Jadi Bridesmaid Bikin Melongo
Tim inti lainnya Puji (41) merasakan hal yang sama. Dulu dia tidak bisa apa-apa. Hanya tahu sedikit tentang berbagai kegiatan Limbah Pustaka. Kini dia tahu banyak tentang banyak hal. Dan jadi punya banyak tan dan kenalan juga.
"Sekarang jadi tahu banyak hal. Ilmu saya bertambah terus. Punya banyak kenalan. Kenal guru-guru. Berani bicara di depan orang banyak.Dapat penghasilan sendiri. Semula saya ibu rumah tangga biasa, sekarang saya jadi ibu yanh wow," katanya sambil tertawa lebar.
Meski sudah menjadi ibu yang wow hal itu tidak kemudian menjadikan mereka melupakan kewajiban sebagai ibu dan istri. Sebelum berkegiatan di Limbah Pustaka, mereka menyelesaikan dahulu tugas-tugas rumah tangga.
Keberadaan Limbah Pustaka juga telah memberdayakan warga sekitar. Adimah, pernah mengalami kesulitan ekonomi. Setelah mengikuti pelatihan kerajinan sampah sebagai bagian program pemberdayaan masyarakat di Limbah Pustaka, Adimah sekarang menjadi pengrajin kerajinan berbahan baku sampah.
Artikel Terkait
Keren, SMP 1 Padamara 2 Kali Raih Penghargaan Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia dari Kemendikbud Ristek
Ini Link Twibbon Selamat Hari Guru Nasional 2022 dan Cara Memasangnya
Peringati HGN, PGRI Gelar Jalan Sehat Sambil Himpun Dana Kemanusiaan Untuk Korban Gempa Cianjur
Faiz Khoirul Fuadi Siswa MAN 2 Banyumas Buat Karya Modifikasi Sepeda Listrik
Tips Anak Cinta Salat dan Cara Mengajari Anak Salat Sesuai Usianya
Empat Pekan, Peringkat Pemanfaatan PMM Dindik Banyumas Menembus Empat Besar
Nyalakan Asa Anak-Anak Perempuan Keluarga Duafa
Koleksi Museum Soegarda Poerbakawatja Purbalingga Dipamerkan Keliling, Ada Batu Purbakala sampai Pedang dari