CILACAP, suaramerdeka-banyumas.com- Berbeda dengan kondisi kebudayaan wilayah Kabupaten Banyumas yang berada di antara Jawa dan Sunda, Kabupaten Cilacap justru ada dua budaya sekaligus atau bukan di antara keduanya.
Mayoritas warga Banyumas termasuk wilayah Banyumas bagian barat kini lebih banyak menggunakan bahasa Jawa Banyumasan.
Penggunaan Bahasa Sunda di wilayah perbatasan dengan Kabupaten Cilacap bahkan sudah nyaris tak ada sebagaimana peneliti dan akademisi pakar bahasa Ceceng Sobarna dari Universitas Padjadjaran yang meneliti toponimi dan penggunaan bahasa Sunda di wilayah Kecamatan Lumbir Banyumas.
Baca Juga: Menjawab Kebutuhan Pertemuan Kaum Urban, Pringgading Berikan Solusi Meeting Ternyaman
Namun demikian jejak-jejak toponimi atau penggunaan nama tempat menggunakan bahasa Sunda di Banyumas masih terlihat hingga sekarang terutama desa-desa, sungai, dan lainnya yang menggunakan bahasa Sunda termasuk awal Ci-.
Sementara untuk Kabupaten Cilacap hingga sekarang kebudayaan Sunda masih terjaga dan lestari teutama di wilayah Cilacap bagian barat yang di masa lampau merupakan kawasan Kerajaan Galuh Pakuan atau Padjajaran.
Kecamatan di Kabupaten Cilacap yang masih kental dan dengan tutur Bahasa Sunda antara lain Kecamatan Dayeuhluhur, Wanareja, Kedungreja, Patimuan, Majenang, Cimanggu, dan Karangpucung.
Baca Juga: Tahukah Kamu, Ini 16 Nama Bupati Cilacap dari Masa ke Masa Sebelum Tatto Suwarto Pamuji
Wilayah-wilayah perbatasan Cilacap dengan Jawa Barat inilah yang sering juga disebut sebagai Sunda Kecil di perbatasan Jawa Tengah.
Artikel Terkait
Soal Keberatan Penggunaan Bahasa Sunda, Arteria Dahlan Akhirnya Minta Maaf dan Siap Menerima Sanksi Partai
Tahukah Kamu: Banyak Toponimi Desa Berawalan Ci, Bukti Banyumas- Cilacap 'Terjajah' Sunda
Tahukah Kamu: Sidekah Ketupat, Tradisi Bakti Warga Dayeuhluhur Sejak Perjalanan Ziarah Raja-Raja Pasundan
Ini Pesan dan Harapan Tatto S Pamuji Kepada Pj Bupati Cilacap
Tahukah Kamu, Ini 16 Nama Bupati Cilacap dari Masa ke Masa Sebelum Tatto Suwarto Pamuji