BANYUMAS, suaramerdeka-banyumas.com - Harga kedelai impor di Kabupaten Banyumas saat ini melambung tinggi.
Kondisi tersebut membuat kalangan perajin tahu, khususnya di sentra perajin tahu Desa Kalisari Kecamatan Cilongok menjadi kelimpungan.
Kenaikan harga kedelai yang cukup tinggi tersebut ikut mendongkrak biaya produksi tahu.
"Saat ini UMKM tahu di Desa Kalisari menjerit, sebab harga kedelai sekarang sudah menembus Rp 14 ribu per kg. Ini baru kali pertama mengalami kenaikan harga kedelai yang cukup tinggi," kata Kepala Desa Kalisari, Endar Susanto dalam sebuah acara di pendapa desa tersebut, Selasa, 8 November 2022.
Baca Juga: Perajin Tahu Masih Keluhkan Tingginya Harga Kedelai dan Minyak Goreng
Terkait dengan kenaikan harga kedelai tersebut, ia mengaku sudah berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk mencari solusi.
"Sedikit cerita, saya sudah ngobrol (terkait kenaikan harga kedelai) dengan pak wabup saat acara di Garut beberapa waktu lalu," ujar dia.
Pihak pemkab juga sudah berusaha untuk mencari solusi untuk mengatasi.
Namun demikian, menurut dia, sejauh pemkab masih kesulitan untuk mencari cara bagaimana menyelesaikan persoalan tersebut.
Baca Juga: Tidak Ikut Mogok, Begini Siasat Perajin Tahu dan Tempe di Banyumas Atasi Kenaikan Harga Kedelai
"Pihak kabupaten juga sudah berusaha, tapi masih kesulitan untuk mengerem bagaimana agar kedelai ini harganya tidak melambung," terangnya.
Meski begitu, lanjut dia, pada dasarnya pemkab terus mendukung keberadaan UMKM tahu di Desa Kalisari.
"Mudah-mudahan ada solusi dalam mengatasi kenaikan harga kedelai. Mungkin dalam bentuk subsidi atau yang lain," tambah dia.
Di sisi lain, pihaknya juga menyambut baik ada sejumlah pihak yang memberikan pendampingan terhadap keberadaan perajin tahu Desa Kalisari.
Artikel Terkait
Pasar Kedelai dari Petani Banyumas Cukup Menjanjikan
Petani di Kampung Laut Cilacap Mulai Panen Kedelai
Persediaan Kedelai di Cilacap, Cukup Sampai Maret
Tempe dan Tahu Sulit Dicari, Dinperindag Banyumas Pastikan Stok Kedelai Tetap Aman
Soal Migor dan Kedelai, Kemendag dan Kementan Perlu Bersinergi
Ini Penyebab Indonesia Masih Tergantung Kedelai Impor
Prof Sunarto, Penemu Kedelai Varietas Slamet dan Sindoro Tutup Usia