Longsor dan Tanah Bergerak di Purbalingga, 153 KK Mengungsi

 

PURBALINGGA, suaramerdeka-banyumas.com- Setidaknya 153 kepala keluarga di tiga desa di Kecamatan Karangreja dan satu desa di Kecamatan Karangjambu, mengungsi.

 

Setelah hujan yang turun selama sehari mengakibatkan longsor di tiga desa tersebut, Selasa 25 Oktober 2022 malam.

 

Kepala Pelaksana Harian Badan Pelanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purbalingga, Mohammad Umar Faozi, Rabu 26 Oktober 2022 mengatakan, tiga desa tersebut yaitu Desa Siwarak sebanyak 66 KK 209 jiwa, Desa Tlahab Lor 34 KK dengan 162 jiwa, dan Desa Karangreja 13 KK 42 jiwa.

 

 

"Jumlah keluarga yang mengungsi sebanyak 113 KK, dengan total 413 jiwa," katanya.

 

Mereka mengungsi ke tempat yang lebih aman. Warga Siwarak mengungsi di TPQ Mufatul Ulum. Sedangkan warga Tlahab Lor mengungsi di gedung Madrasih Ibtidaiyah Cumbut. 

 

"Di Desa Siwarak, selain longsor juga diikuti tanah bergerak. Bahkan hasil pantauan, setiap 10 menit ada penurunan tanah sekitar 1 centimeter. Kami sore ini ke lokasi timnl geologi Unsoed untuk melakukan mitigasi," katanya.

 

 

Sementara itu Desa Purbasari, Kecamatan Karangjambu, tanah bergerak sudah mulai terasa sejak semalam.

 

Terjadi longsor di perbukitan dan sejumlah ruas jalan di desa. Rumah warga yang rusak dan terdampak ada di RT 3 dan RT 4 RW 3 Dusun Tungkeb.

 

"Tujuh rumah, 20 KK sudah mengungsi ke tempat yang lebih aman di rumah kerabat mereka," kata Kades Purbasari, Suwito.

 

 

Di tempat pengungsian, Pemkab Purbalingga dan relawan membangun dapur umum dan posko kesehatan.

 

Sekda Purbalingga, Herni Sulasti yang menjenguk di tempat pengungsian memastikan agar kebutuhan logistik dan kesehatan untuk para pengungsi terjamin.***