PURWOKERTO,suaramerdeka-banyumas.com-
Pengurangan valume yang diterima KPM terjadi untuk dua jenis komoditas, yakni kentang dan telur.
Penyaluran ke KPM melalui agen atau e-warung sudah berlangsung sejak tanggal 27 Juli lalu.
Akibat ada indikasi pengurangan jumlah volume ini, sejumlah KPM yang sudah menerima mengadukan ke Polresta Banyumas, didampingi kelompok sosial kemasyarakatan Banyumas Anti Korupsi (Batik).
Anang Supratikno,selaku kuasa hukum KPM yang menlaporkan ke Polresta Banyumas mengatakan, ada empat perwakilan KPM yang resmi melaporkan ke penyidik Reskrim Polresta Banyumas.
Mereka adalah,Siti Larasati, Supriyati, IkaInayatul M dan Ngasimun.
Mereka KPM dari Desa Cilongok dan Kasegeran Kecamatan Cilongok.
"Sebenarnya KPM yang mengadu jumlahnya lebih banyak, karena kondisi Covid-19 yang melapor ke Polresta diwakili empat KPM ini," katanya, Sabtu (31/7/2021).
Dia menceritakan, dari lima jenis sembako yang diterima dalam satu paket kepada KPM, yakni beras, daging, tempe, kentang dan telur, hanya valume kentang dan telur yang diduga berkurang.
"Kebiasaannya kentang yang diterima KPM 1,5 kg untuk satu penyaluran, namun yang diterima KPM kemarin ada yanga 1,2 kg dan 1,250 kg.
Untuk telur juga berkurang ada yang menerima hanya 0,8 kg.
Harusnya yang diterima 1 kg. Sesua plafon harga dari Bulog mestinya 1,3 kg dengan
harga harga Rp 23.000," terangnya.
Saat barang bukti paket sembako dari KPM itu dibawa ke Polresta, dan dilakukan penimbangan, lanjut Anang, valumenya memang berkurang dari ketentuan pemerintah. Menurut KPM yang menerima jatah bulanan, katanya, itu sudah berlangsung lama.