Awas, Gelombang Tinggi Masih Berpotensi Landa Pesisir Selatan Cilacap, Wisatawan Dihimbau Tak Mandi di Pantai

- Kamis, 1 September 2022 | 18:57 WIB
WISATAWAN diminta tak beraktivitas apalagi di pantai karena gelombang tinggi masih berpeluang terjadi di Pantai Selatan (SM Banyumas/Dok)
WISATAWAN diminta tak beraktivitas apalagi di pantai karena gelombang tinggi masih berpeluang terjadi di Pantai Selatan (SM Banyumas/Dok)

CILACAP, suaramerdeka-banyumas.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan bahwa gelombang tinggi masih berpotensi melanda wilayah pesisir selatan Jawa, termasuk selatan Cilacap, dalam beberapa hari ke depan.

Pengguna aktivitas maritim, masyarakat maupun wisatawan pun diimbau untuk mengantisipasi kemungkinan dampak dari potensi gelombang tinggi itu.

Diketaui, gelombang tinggi sudah melanda laut pesisir dan Samudera Hindia selatan Jawa, termasuk selatan Cilacap dalam beberapa waktu terakhir ini.

Baca Juga: Ini Daftar Korban Luka dalam Kecelakaan Maut di Kranji Bekasi

Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, Rendi Krisnawan mengatakan, potensi adanya gelombang tinggi itu sekurang-kurangnya masih akan terjadi sampai dengan 4 September 2022 mendatang.

"Kami memperkirakan masih ada potensi gelombang laut dengan kategori tinggi, yaitu antara 1,5 sampai 4 meter di pesisir selatan Cilacap sampai dengan 4 September 2022," kata Rendi Krisnawan, Kamis, 1 September 2022.

Dia mengatakan, ada sejumlah faktor yang memicu terjadinya gelombang tinggi itu. Satunya adalah adanya hembusan aliran angin timuran dengan kecepatan yang cukup tinggi.

Baca Juga: Viral, Meski Sudah Tua Tetap Penggemar One Piece

Pengamatan pihaknya, kecepatan angin akhir-akhir ini berkisar antara 5 - 20 knot.

Angin timuran tersebut berhembus dari Benua Australia yang mempunyai tekanan udara tinggi. Angin berhembus menuju ke benua Asia yang mempunyai tekanan udara rendah.

Angin timuran, lanjut dia biasanya terjadi saat bulan Juni, Juli dan Agustus. Umumnya, angin timuran menyebabkan di wilayah Indonesia bagian selatan terjadi musim kemarau.

Baca Juga: Harga Pertamax Turbo dan Dex Series Turun per 1 September 2022

Ia menjelaskan bahwa karakteristik dari angin timuran biasanya kecepatannya kencang. Angin ini juga membawa masa udara dingin serta kering.

"Jadi salah satu faktor utama yang menyebabkan gelombang laut adalah hembusan angin permukaan yang melewati samudera yang sangat luas. Jika kecepatan anginnya kencang maka ketinggian gelombang lautnya juga menjadi tinggi," jelas dia.

Halaman:

Editor: Susanto

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X