“Kami siap membantu pemotongan, yang jelas jangan sampai peternak kita rugi,” jelasnya.
Totok menjelaskan, untuk mengantisipasi penyebaran wabah PMK, pihaknya telah menutup 9 pasar hewan di seluruh Banjarnegara. Selain itu, juga diberlakukan pengetatan lalu lintas ternak dari luar daerah.
Baca Juga: Rumah Lengger Cari 20 Penari Terbaik, Bakal Pentaskan Karya pada Juni 2022
“Kami juga mendistribusikan obat antibiotik dan vitamin untuk peternak. Bahkan jika dibutuhkan, kami siap mengajukan tambahan ke kementerian,” tambahnya.
Sekretaris DKPKKP Banjarnegara, Herrina Indriastuti menambahkan, pemotongan ternak suspek PMK harus dengan pengawasan dokter hewan.
Pemotongan ternak tidak boleh keluar dari lingkungan kandang isolasi untuk mengantisipasi penyebaran virus.
“Pemotongan harus di sekitar lokasi kandang dan di bawah kontrol dokter hewan,” tandasnya.
Dikatakan, berdasarkan laporan yang masuk, setidak-tidaknya ada dua ekor ternak yang dilakukan potong paksa karena terpapar PMK.
Dengan pengawasan dokter hewan, diharapkan dapat memberikan kepastian daging dari ternak tersebut aman untuk dikonsumsi manusia.
Artikel Terkait
Menko PMK: Pesantren dan Para Santri Telah Berada di Arus Utama Sisdiknas
Tiga Sapi di Pasar Hewan Ajibarang Terindikasi Terjangkit PMK
Mentan: PMK ini Berbahaya bagi Hewan, tapi Tak Menular ke Kesehatan Manusia
Soal Penyebaran PMK Ternak, Polri Turut Turun Bantu Penanganan
Cegah PMK, Polres Banjarnegara Tingkatkan Patroli Keluar Masuk Hewan Ternak
Antisipasi PMK, Kandang Rusa di Serulingmas Zoo Disterilisasi