Langkah Menangani Sampah oleh Pemkab Banyumas itu Dinamai Sumpah Beruang

BANYUMAS, suaramerdeka-banyumas.com-Darurat sampah di Banyumas terjadi sejak beberapa tahun lalu ketika dua dari tiga Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) ditutup warga karena dampaknya. 

Akibatnya sempat  terjadi sampah di perkotaan Kota Purwokerto dan sekitarnya menumpuk. Baunya menyeruak ke pemukiman dan pemandangan kumuh terlihat di Kota Purwokerto. 

Dari hal inilah berbagai ikhtiar dilaksanakan, termasuk akhirnya ditemukan inovasi pengelolaan sampah dari hulu yaitu rumah tangga dengan basis aplikasi digital sejak Januari 2022. 

Baca Juga: Tak Ada Penundaan Pemilu 2024, Jokowi Lantik KPU-Bawaslu, Anggaran Pemilu Rp 110,4 Triliun

Sebut saja namanya Sumpah Beruang. Sumpah Beruang merupakan akronim dari Sulap Sampah Berubah Uang). 

Melalui program pengelolaan sampah berbasis digital ini, Pemkab Banyumas mengklaim telah mengelola sampah hingga 90 prosen dan menghemat anggaran pengelolaan sampah hingga 50 prosen.

"Banyumas telah berhasil mengurangi sampah sebesar 90 prosen menghemat APBD hingga 50 prosen. Sebelumnya ada 143 truk sampah," ujar Bupati Banyumas Achmad Husein melalui kanal YouTubenya. 

Baca Juga: Dua Tersangka Pengeroyok Ade Armando Bukan Mahasiswa

Selain mengurangi sampah, program Sumpah Beruang ini juga membuka lapangan kerja di Banyumas dengan memperkerjakan 650 tenaga kerja.

"Dengan program Sumpah Beruang ini kami memperkerjakan 650 tenaga kerja," jelasnya. 

Program ini bergerak dari hulu ke hilir. Sampah dari rumah tangga dikumpulkan dan dibeli melalui aplikasi JEKNYONG.

Baca Juga: Enam Perusuh Ditahan, Ratusan Pendemo Bukan Mahasiswa Lainnya Dipulangkan