BANYUMAS, suaramerdeka-banyumas.com-Perajin tahu asal Kabupaten Banyumas hingga kini masih mengeluhkan tingginya harga kedelai dan minyak goreng.
Mereka terpaksa mengecilkan ukuran tahu untuk menghindari kerugian usaha akibat masih mahalnya bahan baku tahu tersebut.
Perajin sekaligus pedagang tahu asal Desa Cikembulan, Kecamatan Pekuncen, Rasiti mengatakan kenaikan harga kedelai telah terjadi sejak sebulan lalu.
Baca Juga: KPM Terima Bansos Program Sembako secara Tunai Dinilai Lebih Efektif
Harga kedelai yang sebelumnya kurang dari Rp 10 ribu, sekarang telah mencapai angka Rp 12 ribu perkilogram.
"Bisa dibilang harga naik setiap hari. Kemarin harga Rp 12 ribu, tadi baru saja ada kabar kalau di Pasar Karanglewas sudah naik Rp 12.200 dan bisa jadi nanti sampai Pasar Cilongok ini jadi Rp 12.500," katanya.
Dijelaskan Rasiti, selain bahan baku kedelai, perajin tahu juga butuh minyak goreng untuk memproduksi tahu goreng. Sementara harga minyak goreng saat ini juga tinggi.
Baca Juga: Pasca Banjir Sumpiuh dan Kemranjen, PT KAI Daop V Purwokerto Antisipasi Daerah Rawan Bencana
Artikel Terkait
Penggemar Film Marvel Wajib Tahu, Berikut Sinopsis dan Jadwal Tayang Eternals di Bioskop Rajawali Purwokerto
Petani di Kampung Laut Cilacap Mulai Panen Kedelai
Persediaan Kedelai di Cilacap, Cukup Sampai Maret
Tidak Ikut Mogok, Begini Siasat Perajin Tahu dan Tempe di Banyumas Atasi Kenaikan Harga Kedelai
Tempe dan Tahu Sulit Dicari, Dinperindag Banyumas Pastikan Stok Kedelai Tetap Aman
Soal Migor dan Kedelai, Kemendag dan Kementan Perlu Bersinergi
Ini Penyebab Indonesia Masih Tergantung Kedelai Impor