Suaramerdeka-banyumas.com- Sarung adalah barang yang sudah akrab dipakai oleh umat Islam di Nusantara hingga tanah Melayu.
Usut punya usut dikutip dari berbagai sumber ternyata sarung bukanlah budaya khas asli Tanah Air.
Pasalnya di masa lampu orang nusantara khususnya Jawa biasanya hanya mengenakan kain sebagai penutup, baju potong jawa, dan untuk perempuan bahkan ada yang hanya menggunakan kemben atau kain yang dililitkan untuk menutupi bagian dada.
Baca Juga: Aksi Earth Our di Purwokerto, Komunitas Gelar Pertunjukan, Hotel Matikan Lampu 1 Jam
Konon sarung yang berkembang di Indonesia ini berasal dari Yaman ketika para pedagang dari Asia Barat ini datang ke tanah air sambil berinteraksi hingga akhirnya banyak warga yang berpindah agama menjadi muslim.
Adapun sarung sendiri bagi orang Yaman disebutnya sebagai futah.
Pangeran Jayadiningrat dari Kesultanan Banten menyebut baju kehormatan orang Jawa adalah sarung, jas potong Jawa dan destar.
Baca Juga: Selama Ramadan, Usaha Hiburan Umum Dilarang Beroperasi
Kebiasaan berpakain tersebut bahkan menjadi kebiasaan orang Jawa hingga tahn 1902.
Kini sarung yang awalnya akrab di dunia pesantren terutama bagi santri, kini juga sudah akrab dipakai oleh kalangan kebanyakan.
Sarung menjadi ciri khas santri nusantara yang sering diidentikan sebagai golongan Islam tradisional.
Sayangnya dalam perkembangannya banyak yang menyalahgunakan fungsi sarung ini sebagai bagian dari tindak pidana mulai dari pencurian, hingga yang marak sekarang ini adalah perang sarung. ***
Artikel Terkait
Polisi Amankan 21 Remaja di Cilacap yang Diduga Akan Perang Sarung
Polda Jateng Sebut Perang Sarung Seperti di Purworejo Menjurus ke Tindak Pidana
Cegah Perang Sarung, Polisi Minta Orang Tua, Tomas, Guru Minta Aktif Awasi dan Arahkan Anak
Diduga Hendak Perang Sarung, Sejumlah Remaja di Kembaran Digiring Polisi